Assalamu'alaikum wr. wb.
Selamat sore para pwmbaca sekalian.
Sudah sebulan waktunya blog Kisah Teladan Islami ini untuk menambah
jumlah postingan. Dan kali ini berjudul Sayap Malaikat Dipatahkan dan
diasingkan di bumi karena kelalaiannya untuk tidak berdiri menyambut
kedatangan kekasih Allah SWT.
Ketika Rasulullah SAW melakukan
perjalanan Isra. Mi'raj ke Sidratul Muntaha, terdapat satu malaikat yang
enggan menghormati kedatangan Rasulullah SAW. Akibatnya ia dihukum,
kedua sayapnya dipatahkan dan diasingkan di atas gunung. Seru dan
menarik penuh hikmah untuk disimak ceritanya.
Kisahnya
Di
dalam KitabMukasyafatul Qulub kaya Hujjatul Islam Al Imam Abu Hamid
Muhammad bin Muhammas dikisahkan tentang hukuman malaikat yang terbukti
enggan menghormati kedatangan Rasulullah SAW.
Ketika itu tengah
terjadi peristiwa Isar Mi'raj atau perjalanan Rasulullah SAW menuju
Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat. Di saat itu Rasulullah
SAW melintasi langit, terdapat 70 ribu malaikat di langit yang berbaris
dan melayaninya. Mereka begitu hormat atas kedatangan Rasulullah SAW.
Akan tetapi, ada satu malaikat yang enggan memberi hormat. Malaikat itu
bahkan tidak berdiri saat Rasulullah SAW melintasi langit.
Maka
Allah SWT kemudian menghukum malaikat tersebut dengan mematahkan kedua
sayapnya. Tidak hanya itu saja, malaikat nakal itu juga diasingkan di
bumi dan ditempatkan di atas sebuah gunung yang tinggi. Di tempat itu
malaikat yang satu ini hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya.
Diasaingkan di Atas Gunung
Keberadaan
malaikat yang dihukum tersebut diketahui oleh Rasulullah SAW saat
mendapatkan laporan dari Malaikat Jibril as. Kepada beliau, Malaikat
Jibril berkata, "Ya Rasulullah SAW, aku telah melihat ada seorang
malaikat langit berada di atas singgasananya. Di sekitarnya terdapat
70.000 malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya,
Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat. Dan sekarang ini kulihat
malaikat itu berada di atas Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah dan
sedang menangis."
Malaikat Jibril lantas mengatakan bahwa suatu
hari malaikat yang malang itu melihat kehadiran Malaikat Jibril. Sambil
menangis, malaikat itu meminta pertolongan.
"Adakah engkau mau menolongku wahai Jibril?" tanya malaikat malang tersebut.
"Apa salahmu?" tanya Malaikat Jibril.
"Ketika aku berada di atas singgasana pada malam Israk Mikraj, lewatlah padaku Muhammad, kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menempatkanku di sini seperti yang engkau lihat," jelas malaikat malang itu yang terus menerus menangis dan menyesali perbuatannya.
"Adakah engkau mau menolongku wahai Jibril?" tanya malaikat malang tersebut.
"Apa salahmu?" tanya Malaikat Jibril.
"Ketika aku berada di atas singgasana pada malam Israk Mikraj, lewatlah padaku Muhammad, kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menempatkanku di sini seperti yang engkau lihat," jelas malaikat malang itu yang terus menerus menangis dan menyesali perbuatannya.
Mendapat Ampunan Allah SWT
Setelah
menangkap penjelasan itu, Malaikat Jibril pun mencoba untuk memberikan
pertolongan dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Maka Allah SWT
berfirman, "Hai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas
kekasihKu, Muhammad SAW."
Kemudian Malaikat Jibril menyampaikah
hal itu kepada malaikat malang tersebut agar membaca shalawat kepada
Rasulullah SAW. Sesuai dengan perintah Jibril, malaikat malang tersebut
langsung membaca shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW hingga
akhirnya Allah SWT memberikan ampunan kepadanya.
Allah SWT kemudian menumbuhkan kembali kedua sayapnya serta menempatkannya kembali di atas singgasananya.
Sebagai
orang muslim, sudah seharusnya kita memperbanyak shalawat kepada
Baginda Rasulullah SAW. Selain sebagai bukti cinta kita kepada beliau,
bacaan shalawat juga bernilai pahala serta memiliki banyak sekali
keutamaan.
Bahkan dalam Al Qur'an, Allah SWT telah memerintahkan agar kita senantiasa membaca shalawat.
Allah SWT berfirman,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230]."
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230]."
Penjelasan:
[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti: Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.
[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti: Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.
Itulah Kisah Malaikat di Kisah Telada Islami ini.
Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com
Artikel terkait : Tata Cara Umroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar